1. Mesur-mesuri
Mesur mesuri sering juga disebut dengan maba manuk mbur.
Upacara ini merupakan upacara yang dikhususkan bagi seorang wanita yang
sedang hamil sekitar tujuh bulanan. Ada dua jenis upacara yang termasuk
kedalam upacara mesur mesuri. Untuk anak pertama disebut dengan mesur mesuri, sedang unuk anak kedua dan yang seterusnya disebut dengan maba manuk mbur atau mecah tinaruh. Ada pun dilakukannya upacara ini adalah bertujuan untuk mempersiapkan psikologis seorang ibu yang akan melahirkan.
2. Adat Anak Tubuh
Saat seorang ibu dianggap akan melahirkan maka beberapa anggota keluarga akan berkumpul. Adapun keluarga yang datang adalah Kade – kade telu sendalanen.
• Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk menantikan kelahiran seorang anak antara lain : Sembilu (kulit bambu yang diiris sehingga tajam), Kain panjang (cerawisen), Kundulen, Jerango, Belo penurungi, Bahan okup.
• Teknik pelaksanaan
Yang akan melahirkan dikelilingi kemudian dipersiapkan rawisen dan kundulen (tempat
duduk) yang akan membantu proses melahirkan setelah seorang anak lahir
maka tali pusar yang masih menempel dipotong dengan menggunakan sembilu sehingga
bambu ini digunakan untuk memotong tali pusar yang masih menempel.
Setelah tali pusarnya dipotong maka dikepala sang anak diberikan
obat-obatan (sembur). Siibu yang sudah melahirkan dioukup (diberikan
mandi uap). Masuknya dunia medis membuat sistem atau cara proses
melahirkan ini ditinggalkan karena tak jarang proses ini menyebabkan
timbulnya penyakit bagi si ibu maupun si anak diakibatkan kurang tingkat
kebersihan peralatan yang digunakan untuk mendukung proses melahirkan.
3. Maba Anak Ku Lau
Maba
anak kulau diartikan sebagai upacara membawa seorang anak ke tempat
pemandian (pancuran atau kesungai). Upacara ini dilaksanakan pada saat
sang anak usia sudah berusia 4 sampai 7 hari tergantung petunjuk dari
guru (dukun). Saat ini upacara ini sudah sangat sulit untuk ditemukan.
4. Juma Tiga
Seminggu setelah maba anak kulau, maka diadakanlah upacara juma tiga. Adapun cara ini dilakukan untuk pejabat-jabatken (untuk mengetahui pekerjaan si anak dikemudian hari). Untuk itu, si anak dibawa kesuatu tempat juma (ladang) atau tiga (pasar). Sianak lalu diletakkan diatas kain dan kepadanya didekatkan buluh (bambu), ser-ser (sejenis
tumbuhan yang batangnya berbulu), tanah, dan lain-lain. Dari yang
dipegang anak itulah sang dukun akan menafsirkan bakat atau pekerjaan
anak itu dikemudian hari.
5. Erbahan Gelar
Erbahan gelar dapat
diartikan sebagai proses pemberian nama seorang anak. Pemberian nama
ini apabila ditujukan kepada anak laki-laki dilakukan adalah kalimbubu
sedang untuk anak perempuan yang memberi namanya adalah dari pihak anak
beru. Namun upacara ini sudah sulit ditemukan diantara masyarakat Karo
saat ini.
6. Mereken Amak Tayangen
Mareken
amak tayangen adalah suatu upacara yang ditujukan kepada kalimbubu
singalo ulu emas, berupa pemberian tikar putuh/tikar yang terbuat dari
daun pandan sebagai alas tidur (amak tayangen). Upacara ini dilakukan
oleh sebuah keluarga yang biasanya selama satu atau dua tahun telah
dikaruniai keturunan. Upacara ini merupakan suatu bentuk ungkapan kasih
antara seorang bebere kepada mamanya.
Selain
memberikan amak tayangen ada beberapa benda lagi yang turut diserahkan
pada acara adat tersebut yaitu kampuh (sarung), dan nakan (nasi) beserta
lauknya. Kalimbubu singalo ulu emas juga memberikan perembah (kain
gendongan) kepada beberenya untuk kain gendongan cucunya. Diakhir
kegiatan acarapun ditutup dengan makan bersama.
7. Ngelegi Bayang – Bayang
Anak
pertama pada masyarakat Karo mempunyai kedudukan yang istimewa, karena
hanya kepadanyalah adat ini dilakukan. Untuk anak pertama Kalimbubu mempunyai kewajiban untuk memberikan : sepasang gelang tangan, sepasang gelang kaki, kalung dan gendit (sebuah ikat pinggang) dan perembah (kain
gendongan). Selanjutnya untuk anak kedua atau seterusnya adat ini tidak
dilakukan lagi. Proses inilah yang disebut dengan Adat ngelegi
bayang-bayang dan sampai saat ini masih sering dilakukan oleh orang
Karo.
8. Ergunting
Untuk memotong rambut seorang bayi, pertama sekali harus dilakukan oleh Kalimbubu (Mama) sesuai adat Karo. Sebelum digunting si anak terlebih dahulu di jujungi beras oleh Kalimbubu (Mami) dengan beras yang direndam dalam air Lau bulong – bulong si melias gelar. Selanjutnya rambut si anak digunting oleh Mama (paman) nya. Upacara ini memiliki tujuan agar anak ini selalu sehat dan terhindar dari hal yang buruk.
0 komentar:
Posting Komentar