Upacara adat
tambahan yang dimaksud disini adalah upacara yang dilaksanakan
diakibatkan ada sesuatu hal yang terjadi seperti penyakit ataupun
permasalahan yang lain.
1. Erpangir Kulau
Erpangir kulau adalah
upacara mandi atau keramas disungai yang bertujuan untuk mengusir roh
jahat atau menyucikan diri dari pengaruh roh jahat, memberi sesajian
kepada yang kuasa supaya diberikan rejeki. Upacara ini masih dapat
ditemukan dibeberapa tempat terutama disekitar pemandian air panas
didesa Rajaberneh
2. Guro-guro aron
Guro-guro aron berasal dari kata guro-guro dan aron. Guro-guro berarti, main-main, pesta, hiburan. Aron artinya anak perana / singuda-nguda yang bekerja keladang. Gendang Guro-guro Aron dapat
juga diartikan sebagai acara syukuran seusai panen. Seni tradisional
ini digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas
kecukupan rezeki atau hasil panen yang berlimpah atau pun juga perayaan
atas kegembiraan yang dirasakan. Pada Gendang Guro-guro Aron tersebut masyarakat karo bernyanyi dan menari bersukaria, yang biasanya dilakukan sepanjang malam, dibawah cahaya bulan purnama
3. Nengget
Nengget
merupakan upacara yang dilakukan dengan mengejutkan seorang wanita yang
tidak memiliki keturunan. Tak jarang yang sudah memiliki keturunan juga
mendapat kejutan ini biasanya karena belum memiliki keturunan laki-laki
sebagai penerus garis keturunan (marga). Dari upacara nengget ini
diharapkan sang wanita akan terkejut dan memiliki keturunan. Adapun
proses nengget ini adalah melakukan beberapa hal yang seharusnya tabu
bagi masyarakat karo seperti menggendong, memaki dan menyiram
turangkunya yang dalam kehidupan sehari-hari seharusnya turangkunya
tersebut pantang melakukan komunikasi terhadap turangkunya termasuk juga
bertatapan dan bersentuhan anggota badan .
4. Perumah begu
Perumah begu adalah ritual yang bertujuan untuk memanggil kembali roh orang yang telah meninggal (begu). Perumah begu bagi orang yang baru saja meninggal dunia dilakukan pada malam pertama setelah mayat dikebumikan. Pada awal upacara, guru Si baso11akan
melakukan tahap awal upacara yang bersifat menegaskan perbedaan dunia
antara manusia dan roh orang meninggal. Selama prosesi ritual, guru si baso memainkan
dua peran penting, yaitu pemimpin utama ritual dan juga berperan
sebagai sebagai penceritera kembali kisah hidup dari orang yang baru
meninggal.
11 Seorang
wanita yang bertugas memimpin ritual tradisional. Guru sibaso ini
memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan roh gaib atau jiwa orang
yang telah meninggal.
5. Releng tendi
Releng tendi adalah ritual yang dilakukan oleh dukun dengan memanggil kembali roh orang yang masih hidup (tendi) yang
ke luar dari tubuh disebabkan suatu peristiwa khusus dan menyebabkan si
pasien sangat terkejut atau karena peristiwa yang tidak diduga-duga.
Pasien akan bertingkah laku tidak seperti biasanya, dapat menjadi sangat
pendiam dan tidak menghiraukan apa pun terjadi di sekitarnya atau orang
tersebut tertawa sendiri, menangis secara tiba-tiba, atau marah tanpa
sebab. Jiwanya dianggap ke luar dari tubuh dan tinggal pada tempat
tertentu dikuasai atau dipenjarakan roh gaib tertentu.
6. Ngampeken Tulan-tulan
Ngampeken tulan-tulan adalah upacara untuk mengambil tulang tengkorak dan kerangka para leluhur untuk ditempatkan di geriten atau
kuburan yang lebih baik. Ini adalah cara untuk menaikkan status para
leluhur (yang diangkat tulang bangkainya). Acara ini dapat berlangsung
seperti acara kematian, boleh pakai gendang. Pada acara ini juga diberikan utang adat kepada kalimbubu, puang kalimbubu dan anak beru.
Dari
rangkaian tulisan tersebut sungguh neneng moyang kita telah
mempersiapkan segala sesuatunya untuk kita anak dan cucunya. Mereka
telah memikirkan apa yang seharusnya dan yang tidak seharusnya kita
lakukan guna keteraturan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Adalah
tugas dan tanggungjawab kita sebagai generasi penerus suku karo untuk
melanjutkan tradisi peninggalan nenek moyang kita dan melestarikannya
agar anak cucu kita (generasi penerus) kelak masih bias melihat dan
menjalankan tradisi ini yang telah kita laksanakan secara turun temurun.
0 komentar:
Posting Komentar